Laman

Rabu, 14 September 2011

~*:. Mengintip Dosa - Dosa Istri .:*~ ( Berlebihan Dalam Menuntut Kesempurnaan )

Ada tipe istri yang tenggelam dalam khayalan dan berlebihan dalam menuntut kesempurnaan.Ia menduga bahwa pernikahan adalah syurga firdaus,tidak ada kesusahan,beban berat ataupun kesulitan.Ia membayangkan bahwa demikianlah seharusnya pernikahan,tidak ada tantangan,penghalang ataupun problematika.

Ketika ia berbenturan dengan realita berikut berbagai tanggung jawab,pengambilan keputusan,melahirkan anak-anak dan menghadapi problematika,ia tidak bisa menerima itu semua.Ia mengira dirinya telah salah dalam memilih pendamping hidup.Bahkan bisa jadi ia cenderung kepada perceraian guna membebaskan diri dari berbagai ikutan -- menurut persepsinya --

Yang demikian itu kerapkali terjadi.Penyebabnya adalah lemahnya pendidikan,berlebihan dalam memanjakan anak gadis dan kurangnya informasi mengenai realita kehidupan rumah tangga.Di antara faktor penyebab terbesarnya adalah terinspirasi oleh cerita-cerita fiksi,sinetron televisi atau film-film,dimana kehidupan rumah tangga digambarkan terbebas dari segala macam masalah.

Ketika seorang istri memasuki ranah pernikahan,ternyata informasi yang satu mendustakan informasi yang lain.Ia dikejutkan oleh situasi yang sama sekali tidak terlintas di benaknya.Maka,seorang istri yang cerdas mesti bersikap adil dalam mengarahkan pandangannya.Jangan sampai ia terlena di alam mimpi,tersesat di belantara imajinasi atau berlebihan dalam menuntut kesempurnaan.

Kehidupan pernikahan bukanlah pertunjukan yang ditampilkan hanya dalam satu periode waktu,bukan juga cerita dimana penulisnya bebas berkelana di dunia khayal.Namun,kehidupan pernikahan adalah realitas nyata.Didalamnya ada penderitaan dan cita-cita,ada kegembiraandan kesusahan.Kondisinya sama persis dengan kehidupan besar secara umum.Tidak ada pilihan lain,kecuali menghadapinya dan memperlakukannya dengan baik.

Satu hari milik kita dan satu hari milik mereka.

Satu hari kita bahagia,hari yang lain kita berduka.

Yang demikian itu bukan berarti kehidupan pernikahan adalah sangkar penuh kadzaliman,atau neraka jahim dengan siksa tak tertanggungkan.Melainkan pernikahan adalah sikap saling menolong,saling berkasih sayang,dan mengakui kekurangan pihak lain.Permasalahan dan kekurangan yang menghadang di tengah perjalanan pernikahan tidaklah menghapus kegembiraan.

Bahkan,terkadang permasalahan itu menjadi penyedap atau rahasia kebahagiaan pernikahan.Maka,memikul tanggung jawab dan menerima beban berat serta berbagai konsekuensi merupakan faktor terbesar bagi terwujudnya kebahagiaan.Orang yang paling nyaman adalah orang yang paling banyak merasakan payah,dan orang yang paling payah adalah orang yang lebih sering hidup nyaman.

Aku melihat kenyaman besar,tetapi tak kulihat ia bisa teraih

Kecuali dengan menyeberang jembatan rasa lelah

Bahkan banyak waktu luang dan sering menganggur merupakan sebab terbesar dan melemahkan tekad,serta munculnya kegelisahan dan kerisauan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar